Hari ini kita merayakan hari buruh. Kita sepakat untuk sama-sama berhenti bekerja, walau sehari saja. Ini sebagai pengingat, bahwa tujuan kita, kelas pekerja, bukan hanya soal mencapai kesejahteraan saja. Tujuan kita yang paling utama adalah memusnahkan diri sendiri, sebagai suatu kelompok. Tujuan kelompok buruh bukan menjadi sejajar dengan atau lebih tinggi dari kelompok borjuis (yang memberinya kerja), seperti hasil dari revolusi-revolusi besar di berbagai belahan dunia. Tujuan kelompok buruh adalah membuat kelompok buruh tak lagi ada, sebagai akibat hilangnya kelas sosial-ekonomi di dalam masyarakat. Salah satu indikasi tercapainya tujuan utama tersebut adalah adanya kekuatan untuk menolak kerja.
Penulis: Dandy Idwal
It is easier to imagine the end of capitalism than the end of family
Industri Kasih Sayang
Cinta terlalu suci. Akibat kesuciannya, kita tidak bisa membicarakan cinta secara rasional. Para penyair, pendongeng, dan peramu cerita di kelompok mainstream akan sebal jika mendengar rencana membicarakan cinta secara rasional. Sebab ini akan menjadi penghambat bagi mereka untuk terus meromantisasi cinta menjadi sederet baris syair, berlembar-lembar dongeng, dan berjilid-jilid buku cerita.
Akan tiba waktunya. Gunung-gunung meledak. Laut terbelah. Langit pecah. Bumi dan semesta sudah mencapai batasnya. Seluruh isi bumi, termasuk manusia-manusia celaka yang hidup sampai Hari Akhir, akan musnah.
Kapan hari itu datang? Tak ada yang tahu, kecuali Sang Ilahi.
Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy merembet ke pemeriksaan harta kekayaan para pejabat oleh penegak hukum. Awalnya yang diperiksa adalah bapak Dandy sendiri, Rafael Alun Trisambodo, yang bekerja di kantor pajak. Ini karena Dandy sering pamer kendaraan-kendaraan mewah. Kemudian pemeriksaan berlanjut ke pejabat lain. Salah satunya adalah eks Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Timur, Sudarman Harjasaputra. Ia diperiksa karena istrinya sering pamer barang-barang mewah di media sosial.
Gotong Royong di Abad Ke-21
“Gotong Royong” sudah menjadi sebuah kata yang agung. Kata ini telah menempati altar pemujaan, sehingga ia menjadi sebuah mitos yang kaku. Ia dianggap sebuah ruh bangsa yang begitu luas: Indonesia. Hampir tak ada lagi ruang untuk mengeksplorasi kemungkinan pengembangan konsepnya. Namun, “hampir” bukan berarti tidak ada sama sekali. Di tulisan kali ini saya akan mencobanya.
Sebagian orang memilih posisi ekstrem ketika berhadapan dengan kemunculan teknologi baru: bersorak dengan optimisme yang kuat atau menolak tanpa kompromi. Di antara dua kelompok ini, ada yang menjadi penengah dan mengambil keputusan menjadi orang bijak. Sekumpulan orang bijak ini menyerukan bahwa seluruh teknologi yang muncul memiliki efek negatif maupun positif. Yang perlu kita lakukan adalah memperluas dampak positifnya dan semaksimal mungkin menghilangkan dampak negatifnya.
Pengarang telah lama mati. Kita membunuhnya. Seorang pengarang kini tak lagi pantas mengklaim bahwa karya yang ia produksi adalah murni ciptaan dirinya. Begitu juga dengan interpretasi atas karya yang ia hasilkan. Ia tak lagi bisa bilang bahwa hanya pemaknaan dari dirinyalah yang paling valid. Seluruh tafsiran yang muncul dari para penikmat karyanya patut juga dipertimbangkan.
Ada dua jenis teknologi. Pertama, teknologi yang hanya berfungi sebagai alat. Teknologi jenis ini membantu pengguna (sebagian besarnya adalah manusia) dalam mengoptimalkan aktivitas sehari-harinya. Sepeda membantu manusia berpindah dengan jarak yang lebih jauh untuk setiap energi yang dikeluarkan oleh otot-otot kakinya. Gelas membantu manusia untuk meminum air dengan leher tetap tegak, tanpa harus menjulurkan kepala langsung ke dalam ember, seperti kambing.
Kutukan Punya Kontol
Ia mendapatkan permintaan cerai dari istrinya dua bulan lalu. Tanpa basa-basi lagi, istrinya minta ia minggat. Kedua orang tua pasangan ini tak kunjung memahami penyebab perpisahan anak-anaknya. Duduk perkaranya menjadi terang ketika kepala desa ikut campur, meminta sang istri memberi penjelasan. Sang istri akhirnya buka suara, menjelaskan alasannya ingin pisah: kontolnya kecil, pas ngaceng juga ga keras.
Apabila muncul fakta bahwa kamu bukan berasal dari sperma bapakmu atau sel telur ibumu saat ini, apakah mereka akan tetap mencintaimu? Apakah mereka akan tetap menganggapmu sebagai anak dengan curahan kasih sayang yang sama? Sebaliknya, apakah kau akan tetap mencintai ibu-bapakmu jika salah satu atau keduanya ternyata bukan induk genetikmu?